ANALISIS POLA MAKAN TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH UPT PUSKESMAS RAWAT INAP ALABIO
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
Latar belakang: Salah satu masalah gizi yang sering dialami oleh balita adalah pendek atau biasa disebut dengan stunting. Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita, salah satu diantranya adalah kurangnya asupan makanan yang dikaitkan dengan pola makan.
Tujuan penelitian: Menganalisis hubungan pola makan terhadap kejadian stunting pada balita di wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio.
Metode: Metode yang digunakan adalah penelitian deskriptif analisis dengan desain cross sectional. Instrumen pengambilan data menggunakan kuesioner. Sampel berjumlah 72 yang diambil dengan tehnik propsive sampling. Analisis data menggunakan Chi-Square.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan 29 orang (40,3%) dengan pola pemberian makan tidak tepat dan 43 orang (59,7%) dengan pola pemberian makan yang tepat. Terdapat 13 orang (18,1%) yang mengalami stunting dan 59 orang (81,9%) yang tidak mengalami stunting. Tidak hubungan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio tahun 2023 dengan nilai ρ = 0,883 > nilai α = 0,05.
Simpulan: Tidak hubungan antara pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah UPT Puskesmas Rawat Inap Alabio tahun 2023.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Ahyar, H., Andriani, H., Sukmana, D. J., Hardani, Nur Hikmatul Auliya, G. C. B., Helmina Andriani, M. S., Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R. R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Universitas Gadjah Mada.
Anggryni, M., Mardiah, W., Hermayanti, Y., Rakhmawati, W., Ramdhanie, G. G., & Mediani, H. S. (2021). Faktor Pemberian Nutrisi Masa Golden Age dengan Kejadian Stunting pada Balita di Negara Berkembang. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 5(2), 1764–1776. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.967
Arafat, Rosita, Rabia, & Siti. (2022). Hubungan Pengetahuan dan Pola Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sangurara Kota Palu. Jurnal Kolaboratif Sains, 05(September), 618–626.
Dinkes Hulu Sungai Utara. (2019). Visi Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Dinkes Kalsel. (2019). Fokus Penanganan 4 Kabupaten sebagai Lokus Stunting. 1–3.
Faizi. (2018). Pediatric Clinical Update 2018. CV Saga fawadwipa.
Kemenkes RI. (2021). Profil Kesehatan Indo-nesia. In Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.
Maesarah, Adam, Hatta, Djafar, & Ka’aba. (2021). Hubungan Pola Makan dan Riwayat ASI Ekslusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita di Kabupaten Gorontalo. Al Gizzai: Public Health Nutrition Journal, 1(1), 50–58. https://doi.org/10.24252/algizzai.v1i1.19082
Mouliza, & Darmawi. (2022). Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Desa Arongan. Jurnal Biology Education, 10(1), 91–104. https://doi.org/10.32672/jbe.v10i1.4120
Profil PT Puskesmas Alabio. (2022). Angka Kejadian Stunting di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Alabio.
Pujiati, W., Nirnasari, M., & Rozalita, R. (2021). Pola Pemberian Makan dengan Kejadian Stunting pada Anak Umur 1–36 Bulan. Menara Medika, 4(1), 28–35. https://doi.org/https://doi.org/10.31869/mm.v4i1.2803
Rahayu. (2018). Study Guide - Stunting dan Upaya Pencegahannya. CV Mine.
Sukatin, Horin, Q. Y., Alvia, A. A., & Bella, R. (2020). Analisis Psikologi Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini. Bunnaya : Pendidikan Anak, 6(2), 156–171. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/bunayya.v6i2.7311
Utami, W. P., Najahah, I., Sulianti, A., & Faiqah, S. (2021). Kejadian Stunting terhadap Perkembangan Anak Usia 24 – 59 Bulan. Bima Nursing Journal, 3(1), 66–74. https://doi.org/10.32807/bnj.v3i1.782
WHO. (2021). Levels and Trends in Child Malnutrition. World Health Organization.