E Edukasi Pengolahan Sabun Cair Dari Karbon Aktif Kulit Buah Pisang Dan Langkah – Langkah Pencucian Tangan Yang Benar
Kata Kunci:
Karbon Aktif, Sabun Cuci Tangan, Kulit Buah PisangAbstrak
Sabun merupakan pembersih yang dibuat dengan reaksi kimia antara kalium dan natrium dengan asam lemak dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun cair saat ini banyak di produksi karena penggunaannya yang lebih praktis dan bentuknya lebih menarik dibanding bentuk sabun lain saat ini. Menurut Depkes Tahun 2021 tentang cuci tangan, masyarakat dianjurkan untuk cuci tangan dengan sabun cuci tangan karena dengan mencuci tangan dapat membersihkan tangan dan kuku dari infeksi penyakit, debu dan kotoran ditangan yang telah beraktivitas pada benda – benda disekitar yang telah terkontaminasi bakteri dan kuman supaya tidak terinfeksi penyakit oleh lingkungan sekitar dan pada benda yang tak terlihat bakteri dan kuman secara kasat mata. Sehingga diperlukan adanya sosialisasi pada masyarakat mengenai bagaimana cara pembuatan sabun cuci tangan dengan bahan alami dan langkah – langkah cara mencuci tangan dengan benar. Salah satu bahan baku lokal yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sabun cuci tangan alami adalah karbon aktif kulit buah pisang yang banyak digunakan sebagai obat tradisional. Tujuan kegiatan ini yaitu mengedukasi serta memberikan keterampilan mencuci tangan yang benar melalui pelatihan yang diberikan kepada masyarakat terutama ibu-ibu PKK di kelurahan Belitung selatan Banjarmasin tentang mencuci tangan yang benar serta penambahan wawasan pembuatan sabun cuci tangan berbahan dasar karbon aktif kulit buah pisang. Berdasarkan hasil pelaksanaan program didapatkan bahwa pembuatan sabun dari karbon aktif kulit buah pisang dengan mudah dipahami oleh mitra ibu-ibu PKK dari kelurahan Belitung Selatan.
Referensi
Putri, A., Redaputri, A. P., dan Rinova, D. (2022). Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Sebagai Pupuk Menuju Ekonomi Sirkular (Umkm Olahan Pisang Di Indonesia). Jurnal Pengabdian UMKM, 1(2), 104–109. Diambil dari https://jpu.ubl.ac.id/index.php/jpu/article/view/20%0Ahttps://jpu.ubl.ac.id/index.php/jpu/ article/download/20/20
Hatina, S., Winoto, E., Antoni, A., dan Febriana, I. (2021). Pengaruh Karbon Aktif Kulit Pisang Putri Pada Limbah Ammonia. Jurnal Redoks, 6(1), 7. https://doi.org/10.31851/redoks.v6i1.5244
Alawiyah, T., Yuwindry, I., dan Rahmadani. (2022). Potensi Karbon Aktif Kulit Pisang Dalam Penurunan Kadar Amonia di Sungai Barito Menggunakan Metode Spektrofotometri Uv-Vis. Junal Katalisator, 7(2), 227–237. https://doi.org/10.22216/jk.v5i2.5717
A. Nursanti, I. H. Suparto, dan T. Kemala, “Aktivitas Antibakteri dan Uji Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata x balbisiana), Kulit Pisang Uli (Musa Paradisiaca Sapientum), dan Kulit Pisang Nangka (Musa sp L),” Al-Kimia, vol. 6, no. 2, hal. 129–134, 2018.
S. Someya, Y. Yoshiki, dan K. Okubo, “Antioxidant compounds from bananas (Musa Cavendish ),” vol. 79, hal. 351–354, 2002.
Aisyah, & Karmina, M. (2021). Promosi Kesehatan Praktik Mencuci Tangan 6 Langkah Sesuai Panduan WHO Pada Santri TPA An-Nur Ciputat Tangerang Selatan Guna Mencegah Penularan Covid-19. Journal of Community Engagement in Health, 4(2), 388–392. https://jceh.org/index.php/JCEH/article/view/257/166
A. Nursanti, I. H. Suparto, dan T. Kemala, “Aktivitas Antibakteri dan Uji Fitokimia Senyawa Metabolit Sekunder dari Limbah Kulit Pisang Kepok (Musa acuminata x balbisiana), Kulit Pisang Uli (Musa Paradisiaca Sapientum), dan Kulit Pisang Nangka (Musa sp L),” Al-Kimia, vol. 6, no. 2, hal. 129–134, 2018.