GAMPING (Gerakan Ayah Mama Pencegah Stunting) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bati-Bati

Penulis

  • Mawaddah Mawaddah Program Studi Pendidikan Profesi Bidan , Fakultas kesehatan, Universitas Sari Mulia
  • Sarkiah Sarkiah Program Studi Diploma Tiga Kebidanan, Fakultas kesehatan, Universitas Sari Mulia
  • Novita Dewi Iswandari Program Studi Sarjana Kebidanan, Fakultas kesehatan, Universitas Sari Mulia
  • Nurul Qamariah Puskesmas Bari - Bati

Kata Kunci:

Keluarga, Penyuluhan, Pencegahan, Pengetahuan, Stunting

Abstrak

Stunting merupakan masalah serius yang dapat menghambat perkembangan fisik dan mental anak. Pemerintah telah mengidentifikasi peran keluarga, terutama orang tua, dalam mencegah stunting. Di Puskesmas Bati-Bati, upaya pencegahan stunting dilakukan melalui Gerakan Ayah Mama Pencegah Stunting. Namun, kurangnya pengetahuan orang tua menjadi hambatan dalam upaya ini. Solusi yang diusulkan adalah melakukan penyuluhan kepada orang tua balita dengan fokus pada kesadaran akan bahaya stunting. Penyuluhan dilaksanakan dengan menjalin kerjasama dengan keluarga dan perangkat desa setempat. Target kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan orang tua terkait pencegahan stunting. Kegiatan dilaksanakan pada 17 Januari 2024, di Poskesdes Banua Raya, dengan peserta ibu dan ayah balita serta didampingi oleh bidan puskesmas dan para kader. Hasil kegiatan menunjukkan antusiasme peserta dalam meningkatkan pemahaman terhadap stunting melalui sesi penyuluhan, tanya jawab, dan sesi penutup.Luaran yang dicapai adalah peningkatan pengetahuan orang tua terkait pencegahan stunting, publikasi melalui seminar nasional atau jurnal, serta pembagian leaflet sebagai media penyuluhan. Rencana selanjutnya adalah pengembangan edukasi oleh bidan, kader, dan masyarakat terkait stunting. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah bahwa acara berjalan sesuai rencana dengan partisipasi aktif dari peserta. Saran untuk Puskesmas Bati-Bati adalah membuat pertemuan rutin untuk edukasi tentang pertumbuhan balita dan stunting, sementara bagi masyarakat adalah lebih memperhatikan kesehatan keluarga untuk mencegah stunting.

Referensi

Kemeskes RI. (2023). Angka Stunting Tahun 2022.

Millennium Challenge Account Indonesia. (2013). Stunting dan Masa Depan Indonesia. Millennium Challenge Account - Indonesia, 2010, 2–5. www.mca-indonesia.go.id

WHO. (2014). CHILDHOOD STUNTING: Challenges and opportunities.

Adilla Dwi Nur Yadika, Khairun Nisa Berawi, Syahrul Hamidi Nasution . 2019.Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Majority | Volume | Nomor | September 2019 |hal. 273 https://juke.kedokteran.unila.ac.id/ diakses tangal 10/11/2022

Kementerian Kesehatan RI.2016. Pedoman Hidup Bersih dan Sehat. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. https://promkes.kemkes.go.id/diakses tgl 10/11/2022

Kementerian Kesehatan RI. 2018. Stunting Ancaman Generasi Masa depan Indonesia.https://p2ptm.kemkes.go.id/post/stunting-ancaman-generasi-masa-depan-indonesia/ diakses tgl 10/11/2022

Mitra, 2015. Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untukMencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan) LPPM STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 6, Mei 2015 hal. 269.

Diterbitkan

2024-03-15

Cara Mengutip

Mawaddah, M., Sarkiah, S., Iswandari, N. D., & Qamariah, N. (2024). GAMPING (Gerakan Ayah Mama Pencegah Stunting) Di Wilayah Kerja Puskesmas Bati-Bati. Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Tangguh, 3(1). Diambil dari https://ocs.unism.ac.id/index.php/semnaspkm/article/view/1380

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama